Jakarta, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi komentar Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengenai kondisi pasar modal Indonesia. Dalam dialog yang berlangsung, Purbaya menyoroti isu ‘saham gorengan’ yang perlu perhatian lebih dari semua pihak terkait.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyatakan bahwa OJK berkomitmen untuk memperkuat perlindungan konsumen dan investor, serta menjaga integritas pasar secara keseluruhan.
Inarno menegaskan bahwa pesan Menteri Keuangan sangat relevan dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal. Salah satu langkah penting yang harus diambil adalah memastikan bahwa transaksi pasar modal berlangsung dengan adil dan efisien.
Sebagai tindak lanjut dari pernyataan tersebut, OJK akan fokus pada penguatan fungsi pengawasan dan deteksi dini terhadap aktivitas yang mencurigakan, termasuk potensi pelanggaran di pasar. Selain itu, sinergi dengan lembaga-lembaga lain dan pelaku pasar juga akan diperkuat.
“Kami juga ingin meningkatkan koordinasi dengan aparat penegak hukum untuk memastikan penegakan disiplin di pasar, serta memberantas praktik manipulatif yang dapat merugikan investor,” tambah Inarno.
Menurutnya, edukasi serta literasi kepada masyarakat mengenai investasi yang bijak dan memahami risiko sangat penting. Memahami risiko dapat membantu investor menghindari keinginan untuk mendapatkan keuntungan cepat tanpa pengetahuan yang cukup.
Hingga 16 Oktober 2025, OJK melaporkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada pada level 8.124, mencatat pertumbuhan 14,76% year to date (ytd). Nilai kapitalisasi pasar saham telah mencapai Rp15.227 triliun, yang menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
“Kami mendekati target roadmap kami yang menargetkan kapitalisasi pasar mencapai 70% dari PDB pada tahun 2027. Saat ini, angka tersebut sudah berada di 68,78%,” jelas Inarno.
Inarno juga menyampaikan bahwa OJK telah menerbitkan 161 pernyataan efektif untuk emisi efek, yang berhasil menghimpun dana sebesar Rp189,6 triliun. Selain itu, platform crowdfunding juga mengalami perkembangan dengan menghimpun dana untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mencapai Rp1,72 triliun.
Jumlah investor di pasar modal kini hampir mencapai 19 juta single investor identification (SID) pada per 15 Oktober 2025. Target roadmap OJK adalah mencapai 20 juta SID pada tahun 2027, menunjukkan tren positif dalam partisipasi masyarakat.
Sebelumnya, Purbaya memberikan teguran kepada direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait permintaan mereka akan insentif. Ia menyebut bahwa masih banyak saham gorengan yang beredar dan perlu dibenahi sebelum insentif dapat diberikan.
Purbaya menegaskan dia belum akan memberikan insentif tersebut sampai BEI bisa merapikan kondisi pasar modal yang banyak menyimpan masalah. Hal ini bertujuan untuk melindungi investor, terutama bagi yang baru memasuki pasar.
Meski tidak menjelaskan secara spesifik jenis insentif yang diminta oleh BEI, Purbaya menyatakan bahwa permintaan insentif tersebut beragam, termasuk insentif dalam bentuk pajak. Mengatasi permasalahan ini menjadi keharusan agar pasar modal bisa beroperasi lebih baik.
Langkah OJK Dalam Meningkatkan Kepercayaan Investor
Dengan semakin banyaknya investasi yang masuk, penting bagi OJK untuk terus beradaptasi dalam memberikan perlindungan dan edukasi kepada para investor. OJK memiliki tantangan untuk menanggapi dinamika pasar yang berubah dengan cepat.
Selain itu, OJK juga mengedepankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pasar. Setiap keputusan yang diambil harus jelas dan dapat dipertanggungjawabkan untuk menjaga kepercayaan publik.
Pentingnya dukungan dari aparat penegak hukum juga menjadi salah satu fokus utama. Kolaborasi ini akan membantu menciptakan suasana pasar yang lebih aman dan nyaman bagi seluruh investor.
“Kami tidak hanya fokus pada pelanggaran yang bersifat finansial, tetapi juga pelanggaran yang dapat merusak reputasi pasar modal itu sendiri,” jelas Inarno.
OJK juga berupaya meningkatkan kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan untuk meningkatkan literasi finansial masyarakat. Hal ini diharapkan dapat membekali masyarakat dengan pemahaman yang lebih baik mengenai risiko dan peluang investasi.
Menghadapi Tantangan Saham Gorengan di Pasar Modal
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh pasar modal adalah praktik perdagangan saham gorengan. Saham-saham ini sering kali menarik perhatian investor yang tidak berpengalaman dan berpotensi merugikan mereka.
Purbaya menegaskan bahwa perlu ada langkah-langkah lebih lanjut untuk menanggulangi masalah ini. Bursa Efek Indonesia harus mengambil langkah proaktif dalam mengawasi dan mengendalikan perdagangan saham yang tidak sesuai dengan prinsip investasi yang aman.
Penting bagi investor untuk mengenali karakteristik saham yang berisiko tinggi dan memahami bahwa tidak semua investasi mendatangkan keuntungan. OJK mengajak masyarakat untuk lebih waspada dan tidak tergoda oleh janji keuntungan cepat.
Dalam konteks ini, OJK berencana untuk menggelar seminar dan workshop yang spesifik mengenai cara mengidentifikasi saham gorengan. Hal ini diharapkan dapat membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang lebih baik.
Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai potensi risiko, diharapkan kepercayaan terhadap pasar modal juga akan meningkat, dan praktik abnormal dapat diminimalisir.
Pentingnya Koordinasi dengan Banyak Pihak di Pasar Modal
Koordinasi yang efektif antara OJK, BEI, dan aparat penegak hukum menjadi kunci untuk menciptakan pasar modal yang sehat. Setiap pihak memiliki peran dan tanggung jawab yang harus dilakukan secara konsisten.
Anak-anak muda yang baru mulai berinvestasi juga perlu mendapatkan perhatian khusus dalam hal edukasi dan perlindungan. Generasi milenial dan Z kini menjadi sasaran pasar modal yang potensial.
Berkolaborasi dengan lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi non-profit juga menjadi strategi penting. Melalui berbagai program, informasi dapat disebarluaskan secara luas dan lebih mudah dipahami oleh berbagai kalangan.
“Kesadaran akan pentingnya investasi yang bijak harus terus digalakkan, agar masyarakat tidak terjebak dalam risiko yang tidak mereka pahami,” ungkap Inarno.
Pasar modal Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, namun tantangan yang ada juga tidak bisa dianggap sepele. Dengan kerja sama yang kuat, semua pihak dapat berperan dalam menciptakan lingkungan investasi yang lebih baik.
