Di tengah dinamika pasar modal, ada berita terbaru yang mengguncang perhatian investor. Pada perdagangan yang berlangsung kemarin, terdapat perubahan signifikan dalam aktivitas jual beli saham yang perlu dicermati lebih lanjut.
Dalam laporan terkini, tercatat bahwa total pembelian pelaku asing mencapai angka Rp 6,25 triliun, sementara aksi jual mencapai Rp 5,96 triliun. Dengan demikian, terjadi net buy sebesar Rp 281,3 miliar, menunjukkan adanya minat yang kuat dari investor global terhadap saham-saham di dalam negeri.
Meskipun angka net buy sempat tinggi pada awal pekan dengan Rp 710,1 miliar, baru-baru ini terjadi penurunan volume pembelian asing. Namun, para investor tetap optimis melihat tren akumulasi pada sektor saham perbankan menjelang akhir tahun.
Aktivitas Saham Asing di Pasar Modal Indonesia
Pengamatan terhadap pergerakan saham menunjukkan bahwa pelaku asing terus mengincar saham-saham perbankan. Meskipun demikian, saham dengan net foreign buy tertinggi pada perdagangan kemarin tidak berasal dari sektor perbankan.
Impack Pratama Industri (IMPC) menjadi sorotan utama dengan net foreign buy sebesar Rp 544,8 miliar, menandakan adanya kepercayaan yang kuat dari investor asing terhadap prospek perusahaan ini. Transaksi ini dilakukan melalui pasar negosiasi pada harga Rp 995.
Di urutan kedua, Bank Negara Indonesia (BBNI) mencatatkan net buy asing senilai Rp 256,6 miliar, sementara Bank Mandiri (BMRI) mengikuti dengan angka Rp 117,5 miliar. Ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat penyerapan kuat pada sektor perbankan, IMPC tetap menjadi bintang utama di pasar kemarin.
Rincian Saham-Saham dengan Net Foreign Buy Tertinggi
Penelusuran lebih dalam menunjukkan adanya sepuluh saham teratas dengan net foreign buy terbesar yang memperkuat kehadiran investor asing di pasar modal. Ini termasuk beberapa saham dengan kinerja mengesankan yang menarik perhatian pasar.
- PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) – Rp544,8 miliar
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) – Rp256,63 miliar
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) – Rp115,70 miliar
- PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) – Rp74,35 miliar
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) – Rp58,11 miliar
- PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) – Rp48,38 miliar
- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) – Rp40,31 miliar
- PT MD Entertainment Tbk. (FILM) – Rp36,12 miliar
- PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) – Rp34,30 miliar
- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) – Rp32,04 miliar
Data di atas menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan ini mengalami peningkatan interes dari pelaku pasar, yang tentunya memberikan efek positif pada harga saham mereka.
Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Meski ada peningkatan aktivitas beli, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah. Pada penutupan, IHSG terkoreksi 54,96 poin atau melemah 0,65% menuju level 8.361,92.
Melihat lebih dalam, terdapat 230 saham yang mengalami kenaikan, sementara 418 saham mengalami penurunan. Dari 162 saham lainnya tidak bergerak, ini menunjukkan adanya ketidakpastian yang masih menyelimuti pasar saat ini.
Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp 19,56 triliun, dengan lebih dari 40,85 miliar saham yang diperdagangkan sebanyak 2,52 juta kali transaksi. Angka ini menunjukkan tingkat likuiditas yang baik meskipun ada penurunan pada IHSG.
Sektor-sektor yang Dipengaruhi oleh Pergerakan Saham
Dalam pantauan sektor-sektor yang terlibat, hampir seluruh sektor mencatatkan pelemahan. Sektor kesehatan, energi, dan industri mencatatkan koreksi yang cukup signifikan, menjadi indikator adanya tekanan jual yang kuat di pasar.
Namun, sektor properti menjadi satu-satunya sektor yang mengalami penguatan dalam situasi ini. Hal ini menandakan bahwa investor mencari aset yang lebih stabil di tengah guncangan pasar.
Secara keseluruhan, pergerakan pasar saham menunjukkan adanya dinamika yang menarik untuk dicermati. Pelaku pasar perlu tetap waspada akan perubahan yang cepat dalam hubungan antara minat asing dan kondisi pasar domestik.
