Pada hari Jumat, 17 Oktober 2025, terjadi pergerakan menarik di pasar saham Indonesia yang menciptakan dinamika baru bagi para investor. Investor asing mencatatkan pembelian bersih yang signifikan meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam.
Kondisi pasar menunjukkan bahwa investor asing tidak kehilangan kepercayaan, dengan total nilai pembelian bersih mencapai Rp 3,04 triliun. Meskipun ada pergeseran dalam aktivitas perdagangan, dua saham besar menjadi pusat perhatian selama sesi perdagangan.
Pada sesi pertama perdagangan, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatatkan transaksi yang sangat besar, dengan 70.539.100 saham berpindah tangan dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 534 miliar. Rata-rata transaksi per saham menunjukkan bahwa minat terhadap AMMN tetap tinggi meskipun pasar lebih umum mengalami penurunan.
Aktivitas Transaksi dan Pergerakan Saham di Pasar
Selama sesi kedua perdagangan yang berlangsung pada hari yang sama, PT Capital Finance Indonesia Tbk (CASA) melakukan transaksi yang lebih besar lagi. Di sini, sebanyak 2,67 miliar saham CASA berpindah tangan dengan nilai total transaksi mencapai Rp 2,8 triliun.
Saham CASA menarik perhatian karena mesin transaksi yang kuat memicu arus masuk investor, sehingga menciptakan aliran kas yang signifikan bagi pasar. Sekuritas Pacific Sekuritas Indonesia berperan sebagai penghubung dalam transaksi ini, yang mencerminkan betapa dinamisnya pasar saat ini.
Informasi lebih lanjut menunjukkan bahwa Danny Nogroho, sebagai pemegang manfaat akhir saham CASA, menguasai melalui PT Capital Strategic Invesco dengan persentase yang substansial. Ini menandakan adanya konsolidasi kekuatan di tangan para investor tertentu, yang dapat berdampak pada pergerakan harga saham di masa mendatang.
Indeks Harga Saham Gabungan dan Dampak Ekonimi Terhadap Pasar
IHSG mengalami penurunan drastis sebesar 209,1 poin atau 2,57%, mencapai level 7.915,66. Hal ini menggambarkan tekanan yang dirasakan oleh pasar meskipun ada pembelian signifikan dari investor asing. Mayoritas saham mencatat pergerakan negatif, dengan 617 saham mengalami penurunan.
Bahkan saat nilai transaksi terbilang ramai, mencapai Rp 27,95 triliun, mayoritas saham tetap berada di zona merah. Hal ini mengindikasikan bahwa ketidakpastian di pasar global mendorong saham lokal untuk turun, yang mempengaruhi iklim investasi secara umum.
Dengan daya tarik investasi yang terpengaruh, kapitalisasi pasar juga tergerus menjadi Rp 14.746 triliun. Selama pekan tersebut, laporan menunjukkan bahwa dana sebesar Rp 814 triliun hilang dari pasar saham, yang menciptakan kekhawatiran tentang kondisi pasar ke depan.
Prospek Pasar Saham Indonesia di Tengah Ketidakpastian Global
Di tengah pergerakan yang fluktuatif ini, prospek pasar saham Indonesia tetap menjadi tanda tanya. Meskipun ada indikasi pembelian dari investor asing, tantangan global dan risiko inflasi memberikan dampak yang signifikan pada kepercayaan pasar.
Investor perlu menimbang dengan cermat keputusan mereka, terutama menghadapi berita tentang perubahan kebijakan moneter di tingkat global yang bisa mempengaruhi likuiditas domestik. Ketidakpastian ini mengharuskan investor untuk proaktif dalam memantau kondisi pasar dan membuat keputusan yang tepat.
Pergerakan yang terlihat saat ini memberi sinyal bahwa ada peluang yang perlu diwaspadai. Investor cerdas yang bijaksana dapat memanfaatkan momen-momen ini untuk melakukan pembelian strategis, terutama pada saham-saham yang menunjukkan potensi pemulihan.